Sisa-sisa sejarah kesultanan Serdang sampai kini masih bisa dilihat di Perbaungan, Serdang Bedagai, yakni Mesjid Sulaimaniyah. Dulunya masjid ini berada tidak jauh dari Istana Kesultanan Serdang: Istana Darul Arif di Desa Kota Galuh. Sayangnya istana tersebut kini tak berbekas. Masjid ini terletak di desa Kota Galuh Kecamatan Perbaungan tepat di pinggir jalan raya. Setiap orang yang melintas dari arah Medan menuju Tebing Tinggi atau sebaliknya, akan melewati mesjid ini. Setiap harinya, masjid ini menjadi tempat persinggahan musafir yang ingin melaksanakan sholat sambil berwisata rohani untuk melihat dari dekat mesjid peninggalan Sultan Serdang ini. Bahkan setipa sholat Jumat, masjid ini nyaris tidak bisa menampung jamaah yang hampir melewati teras masjid. Dilihat dari catatan sejarah yang tertulis besar di dinding masjid tersebut, termaktub bahwa Masjid Raya Sulaimaniyah didirikan oleh Sultan Serdang Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan dipindahkannya ibukota kesultanan dari Rantau Panjang (sekarang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang) ke Istana kota Galuh Perbaungan (dulu Serdang).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi atas bantuan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Gubernur Sumatera Utara (alm) Rizal Nurdin dan Sekjen Departemen Kesehatan RI Dr. Safii Ahmad MPH. Bangunannya sendiri tidak terlalu menonjol, mirip dengan bangunan-bangunan khas melayu. Sepintas orang yang melihatnya masjid ini terkesan biasa-biasa saja. Namun masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Sepintas tidak seperti bangunan masjid, melainkan seperti kantor pemerintahan dengan corak khas adat budaya melayu yakni figura berwarna kuning dengan atap berwarna hijau.
Atap pada teras masjidnya berbentuk piramid. Biasanya, kebanyakan masjid menggunakan kubah berbentuk bulat atau umumnya, tapi kubah masjid ini berbentuk segi empat memanjang dan di atasnya terdapat lambang bulan sabit dan bintang. Di dalam masjid terdapat empat tiang berukuran besar sekira 2 kali pelukan orang dewasa sebagai penyanggah bangunan dengan 1 lampu hias mewah berada di tengah-tengah bundaran langit masjid dikelilingi hiasan tulisan kaligrafi dari ayat-ayat alquran tentang sholat. Kesan dan nafas melayu sangat kental terlihat dari mimbarnya yang berwarna kuning dengan 4 anak tangga berlapis karpet hijau serta di atas mimbar terdapat kubah yang atasnya juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Teras masjid yang sudah berlantai keramik ini ditopang dengan tiang-tiang berukuran kecil serta puluhan lampu kecil dan besar yang mengelilingi teras samping kiri dan belakang serta dilengkapi dengan toilet dan tempat berwudhu. Selain dapat melihat masjid raya bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat makam sultan Serdang Sulaiman Syariful Alamsyah dan keluarganya yang terletak tepat di depan masjid yang telah di pagar serta pejabat-pejabat penting kesultanan.
MASJID SULAIMANIYAH PANTAI CERMIN
Dengan nama yang sama karena didirikan oleh orang yang sama, yakni sultan Sulaiman Syariful Alamsyah, Masjid Raya Sulaimaniyah yang terletak di desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin didirikan pada tahun 1901 yang berarti berumur 95 tahun atau lebih dari satu abad. Berbeda dengan Masjid Raya Sulaimaniyah di Perbaungan, masjid yang berada di Pantai Cermin ini kesannya sebagai bangunan lama dan bersejarah masih kental terlihat, walaupun sudah banyak juga bagian masjid yang telah direnovasi. Dengan 4 tiang penyangga bagian dalam masjid, ada sebuah tangga menuju bagian atas (asbes) masjid seperti tempat untuk bertawajjuh. Tiang-tiang bagian luar juga unik dan sepertinya menjadi ciri khas hampir setiap masjid yang ada di Kecamatan Pantai Cermin berbentuk bulatan yang mengeliling sampai bagian atas tiang. Bentuk mimbar masjidnya juga hampir sama dengan yang ada di Perbaungan. Namun masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin bagian atas mimbarnya tidak berlambang bulan sabit dan bintang yakni dengan bentuk kayu lurus tegak ke atas.
Home » Sejarah Dan Perjalanan » MESJID RAYA SULAIMANIYAH, SISA PENINGGALAN KESULTANAN SERDANG
MESJID RAYA SULAIMANIYAH, SISA PENINGGALAN KESULTANAN SERDANG
Posted by Unknown on Friday 7 August 2015
Labels:
Sejarah Dan Perjalanan
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment